Selasa, 25 Februari 2014

PROSES

Hidup adalah proses

Seperti halnya menikah, punya anak, dan lain sebagainya

Memiliki rumah sendiri juga sebuah proses. Rasanya seperti naik tangga. 
Satu demi satu. One small step. but its our step.

Tidak seperti cerita sebagian orang yang mengeluhkan betapa sulitnya memiliki rumah, mencari lokasi yang sesuai,  repotnya proses surat2 nya, uang ini uang itu.. 

Alhamdulillah. 

Proses kami sangat di mudahkan.
Kami ingat kata kata Ust Yusuf mansur dan Bp Mario teguh ; 
"Sebaik baiknya doa adalah yang di kerjakan" (kalo ga salah..)

Kami sudah minta, kami berdoa biar punya rumah
Jadi selain itu apa action nya? Uang ga punya, Arah dan tujuan lokasi juga ga jelas.
Tapi kami harus action..!

Berangkat..
Naik motor keliling bekasi setiap hari minggu pagi. Keluar masuk perumahan dan berharap ada yang jual murah. cari cari di Toko Bagus ( sekarang olx ) Tanya tanya kanan kiri kali aja ada rumah murah layak pakai dan terjangkau.

Terbukti. Allah tidak akan mensia-siakan hambanya yang berusaha. Mungkin Allah kasihan sama kita yang sudah berpanas panasan, Capek- bingung- pusing selama 2 tahun, cari cari rumah, Telepon sana sini. Sok punya duit. Padahal bila Dp saat itu 20% nominal sekitar 30jt. Kami hanya punya uang 3 jt.

3jt dapat apa?

   


Di sini nih. Terbukti kata Ust YM
Bila kita berfikir secara logika manusia maka modal 3jt tidak mungkin bisa. Tapi bila sama Allah itu mudah. Proses kami benar benar di mudahkan.

Setelah letih PP dari Jatiwaringin ke daerah Cimuning via Jatiasih selama beberapa bulan. Akhirnya kami berjumpa dengan perumahan Bekasi Timur Residence. Tapi kami kurang cocok dengan bangunan dan lingkungannya. Ya sudah maju sedikit lagi deh. Eh.. memang Allah maha kuasa. Stang motor belok sendiri masuk gerbang GR. Memang rejeki kami.  Keliling perumahan dan iseng masuk ke kantor pemasaran dan mendapatkan informasi harga subsidi yang menggiurkan. Proses ini itu pun jadi semakin mudah. 
















Rabu, 19 Februari 2014

IT SAD..


..To leave you but id had to..

Tentunya ada sedikit rasa sedih meninggalkan Cluster Azahra Jatiwaringin Pondok Gede. Tempat yang aman, nyaman, tentram & damai. juga menyenangkan. Tidak pernah ada konflik atau pun kerusuhan masal. Semua selesai dengan senyuman dan sedikit tawa kekeh..

Check in awal november 2011. Check out desember 2014- Dengan costrate 500 rb IDR per bulan dirasa cukup membantu perekonomian. Belum lagi ditambah acara Gala diner setiap akhir bulan bagi owner cluster,
 All you can eat is Free.. terlalu banyak pangeran menyamar di sana. Terlalu banyak uang berputar yang tidak terdeteksi..Royal tapi asyik..





teh bakar

Kami punya kebiasaan yang mungkin sedikit berbeda dari para warga cluster, yaitu suka menghitung berapa kali tetangga lewat depan teras kami. Setelah pulang kerja, mandi-makan-bersiap gelar matras. duduk santai sambil ditemani kopi atau teh bakar (tubruk). Mau cemilan? Ada counter bos Kirnos yang buka 24 jam. Ngobrol hingga larut malam. Makin ngga jelas.

Menyenangkan..


Lokasi yang strategis, Akses jalan yang mencukupi, menjadikan Cluster ini tidak pernah sepi penghuni, Selalu waiting list. Bila ada yang mau checkout, minimal 3 bulan sebelumnya sudah dibook. Mau ke Jakarta dekat, mau ke bekasi mudah, lewat tol TMII dan Jagorawi. Mau lewat udara ada Lanud halim.

Wisata kuliner? apa sih yang ga ada? Mulai harga dari RP 6.000 an hingga ratusan ribu tersedia disini. Pecel bebek dari yang branded sampai kaki5 lengkap. Dari teh manis sampai alkohol tersedia. Dari Homestay, hotel sampai apartemen juga ada. Parah..kumplit


Bila saya harus memilih mau punya rumah dimana selain PIK atau PI?
Saya pilih Jatiwaringin. Sayang harga tanahnya sudah lumayan tinggi. Sekitar 15-20jt/m. Bayangkan anda punya tanah 1/2 hektar saja di sana. lalu dijual dan hidup sedikit menepi ke arah bekasi. Mungkin hasilnya bisa beli 5unit rumah  type 60/90 2lt dan sisanya bisa untuk buka usaha Pijat ++ 100 cabang, Atau Franchise Pizza Hut.
Lumayan kan? mayan daripada lu-manyun.



proses pindahan yang berlangsung dramatis.

 Jadi wajar tentunya bila kami sedikit sedih meninggalkan lokasi tersebut. Sedih tapi harus di akhiri... Memang rumah kami yang disana tidak terlalu besar, Perjalanan jauh nan gelap, Bersaing dengan Si roda 12. Malam dicuci paginya kotor lagi (motor-red). Bila musim hujan dan banjir, Malamnya dicuci paginya berenang.. Ah ga juga tuh, 


Tapi setidaknya milik sendiri...